Memberi remaja tanggung jawab dan kepercayaan diri baru dengan memberikan ponsel tidak hanya memberikan sesuatu. Mereka juga harus tahu bahwa ada etika dalam penggunaan ponsel, terutama dalam hal pengiriman pesan. Orang tua adalah gerbang pertama untuk mempelajari hal ini. Ini penting karena bertukar pesan teks memiliki sisi gelap. Dunia digital anonim adalah ruang bagi predator seksual yang menargetkan remaja. Ajari anak cara-cara tersebut agar bisa menggunakan ponsel dengan bijak.
Etiket bermain ponsel
Setiap orang tua ingin anaknya memiliki karakter yang baik. Jangan biarkan mereka tahu Anda dengan HP, ini akan merusaknya. Karena sangat mungkin anak-anak akan terpengaruh oleh paparan teks yang mereka baca di telepon yang mereka terima. Berikut beberapa etiket ponsel untuk diajarkan kepada anak remaja Anda:
Teks bukan pengganti interaksi langsung
Tekankan sejak awal bahwa bertukar pesan teks tidak pernah layak dikomunikasikan secara tatap muka. Mereka harus terus memprioritaskan komunikasi pribadi bila memungkinkan.
Dengan demikian, hubungan anak dengan teman-temannya tetap terjaga dengan baik daripada terlalu sibuk dengan ponsel.
Pesan teks singkat
Juga ajari anak-anak teks pendek dan fokus. Anda tidak perlu bertele-tele karena itu membingungkan orang yang menerima pesan. Jika percakapan berlangsung cukup lama, minta mereka untuk menelepon saja.
Anda juga bisa membiasakan anak Anda untuk menulis pesan teks lengkap tanpa singkatan. Sebagai bonus tambahan, anak-anak bisa belajar menulis sesuai aturan sejak dini.
Tidak asyik dengan HP
Juga beri mereka wawasan bahwa phubbing tidak sopan. Ini adalah aktivitas menyenangkan untuk diri sendiri dengan HP sambil mengobrol langsung dengan orang lain. Sangat tidak sopan dan bertentangan dengan etika menggunakan HP.
Tindakan tersebut sangat tidak sopan kepada anak-anak, remaja, dewasa bahkan orang tua. Sangat mungkin bahwa lawan bicara akan tersinggung. Oleh karena itu, orang tua harus menjelaskan bahwa tindakan mereka dapat berdampak pada orang lain.
Pikirkan sebelum Anda mengirim pesan
Juga, ajari anak-anak untuk tidak mengirim pesan teks ketika mereka marah atau emosional. Tunggu sampai Anda merasa cukup tenang. Maka jauh lebih baik untuk menyelesaikan konflik dengan berkomunikasi secara langsung atau melalui telepon.
Karena pesan teks tunduk pada interpretasi yang berbeda. Alih-alih menyelesaikan masalah, situasinya bisa menjadi lebih rumit. Belum lagi saat kamu berkirim pesan saat sedang emosi, kata-kata yang keluar seringkali tidak sempat untuk dipikirkan terlebih dahulu.
Pesan teks rentan terhadap kesalahpahaman
Hal lain yang membuat pesan teks rentan terhadap kesalahpahaman adalah kurangnya ekspresi wajah atau bahasa tubuh yang mendukung ucapan. Apa yang awalnya dimaksudkan sebagai lelucon dapat menyakiti atau membuat kesal seseorang.
Nah, remaja harus tahu bahwa pesan teks sangat rentan untuk terjebak dalam hal ini. Tidak ada konteks yang menyertainya, sehingga tidak boleh menjadi pertimbangan penting atau menimbulkan masalah baru.